27 April 2010

Kesabaran

"Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu."
(Ibrani 10 : 36)

Di jaman peternakan besar di barat, terkadang seekor keledai diikatkan kepada seekor kuda liar. Lalu keduanya dilepaskan di Padang Gurun. Sang Kuda Liar akan mengamuk, menyeret keledai kecil tersebut dan melemparkannya ke sana kemari seperti kantong makanan ternak. Tetapi beberapa hari kemudian keduanya akan kembali. Keledai kecilnya akan kelihatan terlebih dulu menuju peternakan sambil menyeret kuda liar yang sudah jinak itu.
Di Padang Gurun sang kuda akan kelelahan berusaha melepaskan diri dari sang keledai. Di saat itulah sang keledai yang menjadi tuannya. Hewan yang lamban, sabar dan tidak penting ini menjadi pemimpin atas hewan yang lebih cepat, lebih gesit dan lebih dihargai ini. Gambaran ini terkadang membuat kita tercengang dan tidak habis pikir bagaimana itu bisa terjadi? tapi itulah realitanya kesabaran si keledai berbuah manis.
Dalam kehidupan kita sehari-hari hal ini seringkali juga terjadi. Kesabaran itu memang pahit tetapi buahnya manis. Orang-orang yang sabar, berkomitmen, sistematis dan pekerja keras, mungkin saja menemukan diri mereka dilecehkan mereka-mereka yang lebih kasar di tempat kerja atau di komunitas mereka. Tetapi pada akhirnya, mereka cenderung mencapai lebih banyak, naik lebih tinggi dalam kariernya dan lebih disegani rekan-rekan sekerjanya maupun bawahannya.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda sudah memiliki komitmen yang satu ini? Perlakuan-perlakuan buruk baik lewat perkataan maupun sindiran, ketidakadilan, dll yang Anda alami apakah itu mampu untuk membuat Anda terus bertahan dalam segala hal baik dalam pekerjaan secara sekuler atau pelayanan di ladangNya Tuhan? Pilihlah bersabar dan bertekadlah dalam hati hari ini, maka besok Anda akan mendapatkan imbalannya.

25 April 2010

Tak seorang pun Menghiraukan

"... tidak ada seorangpun yang menghiraukan aku; tempat pelarian bagiku telah hilang, tidak seorangpun yang mencari aku."
(Mazmur 142 : 5)

Daud menggambarkan keadaannya yang buruk waktu bersembunyi di Gua Adulam karena dikejar-kejar Saul. Dia berkata, "Tempat pelarian bagiku telah hilang, tak seorangpun yang menghiraukan aku."
Banyak orang dewasa ini merasakan keadaan yang sama seperti yang dirasakan Daud saat itu. Bukankah kita sering menggerutu pada saat-saat kita merasa kesepian dan ditinggalkan? Keadaan yang buruk itu seolah-olah terasa semakin parah waktu kita menghadapi pencobaan seorang diri, tanpa ada suatu senyuman, kata-kata yang menghibur atau uluran tangan, atau suatu perhatian secara pribadi dari orang lain mengenai kesejahteraan spiritual kita.
Sangat mengerikan bila kita bayangkan banyak orang di neraka berteriak, "Tak seorangpun menghiraukan jiwaku; tak seorangpun menceritakan kepadaku tentang Kristus; aku tidak diperingatkan tentang penghukuman Allah. "Ingatlah akan teman-temanmu, tetangga-tetangga, relasi bisnis dan keluargamu. Sudahkah kau mempunyai rencana menceritakan tentang keselamatan dari Allah kepada mereka? Atau akan kita biarkan saja mereka berteriak kelak di neraka: "Tak ada yang menghiraukan daku?"
Semoga hati kita tergerak dan terbeban untuk menyelamatkan orang lain untuk Kristus, jangan kita puas karena diri kita sudah selamat. Mari mulai hari ini kita ingat orang lain yang masih dikejar-kejar dosa, yang masih bersembunyi dalam gua yang gelap, yang mnginginkan secercah cahaya menembus hidup mereka. Perkenalkan Yesus Juruselamat itu!

Kita yang mengenal Allah harus menyalakan lampu keselamatan, agar sinarNya menembus lorong hati yang masih gelap.

Sumber : Air Hidup

24 April 2010

Tariklah Puntung dari Api !

"Tunjukkanlah belas kasihan..., selamatkanlah mereka dari api neraka..."
(Yudas 1 : 22, 23a)

Yesus makan dan bergaul secara bebas dengan orang-orang berdosa dalam usahanya untuk memenangkan mereka. Ia bukanlah manusia biasa, tapi ia mempunyai sifat manusia yang sempurna dan sifat keIlahian yang kekal, sehingga Ia kebal akan dosa. Sifat-sifat ini tak kita miliki, karena itu Yudas (saudara Yakobus), memperingatkan kita untuk melayani orang lain dengan kesadaran penuh akan kelemahan daging kita sendiri dan harus sangat hati-hati dalam perkara-perkara kejahatan manusia. Harus ada batas dan jangan kompromi dengan perbuatan mereka dalam usaha memenangkan mereka. Kita harus hati-hati dan menggunakan akal budi, kebijaksanaan Tuhan selaku seseorang yang menyelamatkan sesuatu harta dari lalapan nyala api. Kita harus sungguh-sungguh menarik jiwa-jiwa keluar dari api neraka, tetapi janganlah sampai kita sendiri terseret oleh dosa dan terbakar oleh jilatan nyala api tadi.
Bila oleh anugerah Tuhan kita mendapat kesempatan membawa kepada Kristus, seseorang yang telah begitu jauh terjatuh ke dalam dosa, teruskan berdoa untuknya; jangan sampai bara api dari kehidupan lama mengobarkan dia dalam dosa lagi. Untuk pribadimu sendiri, Mohonlah setiap saat Roh Kudus memeriksa keadaan hatimu, adakah dosa-dosa tersembunyi? Dosa yang tersembunyi ini ibarat api di dalam sekam, menghanguskan merusak rohani kita, berhubung di dalam Roh kita ada sesuatu yang tak berkenan di hadapan Allah. Kalau hatimu sering mengalami tidak sejahtera, undanglah Roh Kudus mengoreksi hatimu.

Dosa bagaikan tamu yang tak diundang yang membakar kehidupan dengan api

Sumber : Air Hidup

23 April 2010

Sebuah Penangkal

"Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, dimana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia."
(Efesus 4 : 29)

Seorang anak sedang menggunakan lem yang kuat untuk merekat pesawat mainannya dan jari kanannya terlekat pada salah satu sayapnya itu. Semakin ia berusaha melepaskan jarinya, semakin frustasi ia jadinya. Ketika akhirnya ia toh berhasil melepaskan jarinya, sakitnya tidak hilang selama beberapa hari. Jelaslah semangatnya untuk merakit pesawat tersebut lenyap.
Yang tidak disadari banyak orang kristen adalah bahwa kata-kata menghina, mengolok dan mengkritik, seringkali melekat seperti lem yang kuat. Semakin seseorang berusaha melepaskan dirinya dari komentar-komentar negatif atau citra diri negatif yang mungkin telah berkembang selama bertahun-tahun, semakin frustasi ia jadinya. Walau pada akhirnya sekali waktu dia bisa terlepas tapi rasa sakit itu tidak bisa hilang dalam hitungan jari. Butuh waktu !!!
Kalau pekerjaan seseorang dikritik dan diolok, tanpa melihat seberapa besar pengorbanan dan usaha yang dilakukan seseorang supaya pekerjaan itu selesai. Terkadang akan berakibat fatal bagi si penerima, ia akan cenderung tidak perduli terhadap pekerjaannya. Produktivitas serta kualitas bisa-bisa melorot dan bisa-bisa moralnya memburuk. Apalagi kalau disertai perubahan sikap kita sebagai orang yang merasa tidak pusa, kita menjadi garang, tidak ramah, tidak peduli dan tidak ada lagi komunikasi. Bom waktu siap untuk meledak !!!
Apakah penangkalnya? Pujian serta kata-kata dorongan yang positif. Mungkin sekali dalam beberapa ratus tahun seseorang hancur karena terlalu banyak dipuji, tetapi yang jelas sekali dalam beberapa menit seseorang remuk hatinya karena tidak mendapat pujian. Penghargaan tidak selalu harus berupa uang atau barang tetapi "rasa terima kasih" yang kita realisasikan dari raut wajah kita dalam berbicara dan menyampaikan sesuatu yang tulus dan ramah terkadang itu jauh lebih cukup dari uang dan barang.

22 April 2010

Doa yang sia-sia

"... Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya."
(I Yohanes 5 : 14)

Salah satu kerugian yang terbesar bagi umat Kristen ialah doa yang tak berguna dan tak ada artinya. Kita selalu berdoa minta perkara-perkara yang Tuhan telah janjikan. Seharusnya kita berterima kasih untuk segala perkara yang Dia sudah nyatakan akan dilakukanNya bagi kita.
Alkitab adalah suatu buku ajaib yang berisi ribuan janji Allah. Ibaratkan saja setiap janji itu berupa cek yang telah ditandatangani Allah. Janganlah meminta Tuhan untuk menepati janjiNya, seolah-olah Ia tak mau memenuhinya dan kita memaksa Dia berbuat demikian. Sebaliknya isilah cek yang belum tertulis rincian kebutuhan tadi denganiman, percayalah dan kemudian bersyukurlah kepadaNya untuk jawaban yang sedang di perjalanan itu! Dia bukan Allah yang pembohong! Ingat akan firmanNya yang berbunyi:"Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta, bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukanNya, atau berbicara dan tidak menepatiNya?"(Bilangan 23 : 19).
Berdoalah saja sesuai kehendakNya, dan pujilah Dia untuk berkat yang telah disediakanNya. Engkau harus yakin bahwa permohonanmu sudah dijawab, hanya tunggu kiriman itu tiba di tanganmu. Sesuai dengan janjiNya, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu ..." Ucapkan syukur kepadaNya atas jawaban itu, yakinlah dan tak usah gelisah lagi! Hanya imanlah yang dapat menyebabkan kuasa Allah bekerja, bukan doa yang sia-sia tanpa iman.

Allah tak perlu didobrak untuk mengingatkan Dia memenuhi janjiNya!

Sumber : Air Hidup

20 April 2010

Ujian Iman

"Tuhan bersemayam di atas air bah ..."
(Mazmur 29 : 10a)

Pada saat ujian kita mencapai titik puncaknya, Yesus datang menghampiri kita. "kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air." Matius 14 : 25
Waktu angin dan gelombang melanda, kita berpikir Yesus sudah meninggalkan kita, tapi sebenarnya angin dan gelombang merupakan cara Dia datang kepada kita. Alkitab berkata; "Tuhan bersemayam di atas air bah,..."
Jam tiga malam adalah jam-jam yang paling gawat. Biasanya orang tertidur sangat lelapnya. Pencuri pun datang pada saat yang terlena ini; demikian pun Iblis datang pada saat-saat ini. Pada jam-jam selena ini Yesus menguji iman murid-muridNya.
Waktu menghadapi ujian kita sangat menderita, tak ubahnya seperti melalui malam gelap yang tak terkatakan. Allah mengijinkan semua ini terjadi agar iman kita bertumbuh lebih kuat. Ujian iman menyerupai angin badai, sangat mengerikan dan dahsyat, menyebabkan kita letih tak berdaya. Tetapi ... ingatlah di tengah-tengah dahsyatnya badai dan gelombang, Yesus datang mengulurkan tanganNya kepadamu.
Murid-murid Yesus ketakutan tatkala melihat Yesus datang di atas air, disangkanya hantu. Di zaman modern ini juga orang memandang mukjizat yang diadakan dengan nama Yesus sebagai hal-hal tahayul, hipnotisme, sugesti, dan sebagainya. Bila engkau menanggapi mukjizat Allah sebagai suatu 'hantu', maka engkau selamanya tak akan pernah mengalami mukjizat pertolonganNya. Terimalah mukjizat sebagai mukjizat, bukan sebagai 'hantu'! Jangan melihat pada angin, gelombang dan kegelapan malam, Yesus sanggup meneduhkan angin dan gelombang yang menyerang hidupmu. Dia Allah yang ajaib, bukan hantu!

Melalui laut jalanNya, dan lorongNya melalui muka air yang luas, tetapi jejakNya tak kelihatan!

Sumber : Air Hidup

19 April 2010

Taat karena penderitaan

"Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapanMu."
(Mazmur 119:71)

Pemazmur ini mengakui bahwa sebelum ia tertindas, dia menyimpang dari ketetapan-ketetapan Allah. Tetapi setelah dia menderita dan mengalami kesulitan-kesulitan barulah dia belajar mencari petunjuk-petunjuk Allah.
Ada seorang gembala domba yang mencambuki dombanya hingga kakinya patah. Hanya jalan itulah yang terbaik bagi domba yang nakal itu agar tidak berkeliaran lagi di tempat-tempat berbahaya. Domba-domba yang telah diajar sedemikian ini akan taat padanya seteah mendapat perawatan dan pemulihan kembali akan kesehatannya. Domba itu tak berani lagi pergi sekehendak hatinya.
Kita domba-domba Allah cenderung untuk menyimpang dari jalan Allah, senang mencari jalan sendiri menelurusi lorong-lorong gelap. Kita tersesat, Gembala yang baik - Yesus Kristus - membawa kita kembali pulang ke kandang. Berulang kali kita berbuat yang sama, digendongNya kita dibawa pulang, tapi kita tak mau menyerah dan tak mengerti kasihNya, kita memberontak meronta melepaskan diri dari gendongan. Kita terlepas, lari sendiri lagi, kembali tersesat; akhirnya terjerumus ke dalam lembah penderitaan yang dalam. Karena sakit dan penderitaan, teringat kita akan kehangatan kasihNya. Kita datang padaNya, dengan kasih ditolongNya kita, dibalutNya segala luka kita. Dari pengalaman yang pahit ini, kita belajar taat pada ketetapan-ketetapanNya dan selalu dengar akan suaraNya yang manis yang memanggil bila kita akan tersesat!
Tuhan memperkenankan penderitaan atas kita bukan untuk menjerumuskan, tapi untuk memperbaiki!

Sumber : Air Hidup

09 April 2010

Putus Asa

"Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang fana"
(I Petrus 1 : 18 - 19)

Pada suatu ketika, iblis mengiklankan bahwa ia akan mengobral perkakas "kerajaannya". Pada hari H, seluruh perkakasnya dipajang untuk dilihat oleh para pembeli, lengkap dengan harga jualnya. Barang yang dijual antara lain : dengki, iri, dendam, tidak jujur, malas, tidak menghargai orang lain, tak tahu berterima kasih, dll.
Di suatu pojok display ada suatu perkakas yang bentuknya sederhana bahkan sudah agak aus, tetapi harganya paling tinggi diantara yang lain. Salah seorang pembeli bertanya, Alat ini apa namanya?", iblis menjawab, "oh ... itu namanya Putus Asa." "Kenapa harganya mahal sekali, kan sudah aus ...?" Ya karena perkakas ini sangat mudah dipakai dan berdaya guna tinggi. Saya biasa dengan mudah masuk ke dalam hati manusia dengan alat ini dibandingkan dengan perkakas yang lain.
Begitu saya berhasil masuk, dengan mudah saya dapat melakukan apa saja yang saya inginkan terhadap manusia tersebut. Tahukah Anda kenapa barang ini menjadi aus? Karena saya sering menggunakan kepada hampir semua orang. Kebanyakan manusia tidak tahu kalau PUTUS ASA itu sebenarnya milik saya."
Jadi jika saat ini Anda sedang ber-PUTUS ASA, maka ingatlah itu bukan berasal dari TUHAN! Segala sesuatu yang melemahkan iman berasal dari iblis ... Waspadalah, jangan menjadikan diri kita bulan-bulanan iblis. Hari , Bangkit dan katakan pada iblis, "Tuhan adalah kekuatan dan perisaiku, bersamaNya aku tidak akan goyah" Lalu melangkahlah dengan iman dan milikilah sikap dan mentalis seorang "pemenang"

08 April 2010

Kepura-puraan

"aku melihat di antara barang-barang jarahan itu jubah yang indah, buatan sinear (Babilon), ... aku mngingininya, maka kuambil; ..."
(Yosua 7 : 21)

Babilon melambangkan kepura-puraan untuk memperoleh pujian dari orang lain. Waktu Akhan ambil jubah Babilon itu, kemungkinan hanyalah ingin memperindah dirinya sendiri dengan tujuan dipuji orang. Kita dapatkan dosa yang sama dalam Kisah 5 : 1 - 11: Ananias dan Safira mendukakan Roh Kudus dengan cara berdusta, menahan sebagian dari hasil penjualan tanahnya. Ibadah mereka kepada Allah hanya setengah-setengah saja, tetapi mereka ingin dilihat orang lain sebagai orang yang mencintai Allah dengan segenap hati.
Sangat berbahaya bagi anak Tuhan - yang berpura-pura rohani - menggunakan jubah rohani di dalam gereja, tapi di rumah lain lagi. Jubah yang dikenakan tidak sesuai dengan kehidupan aslinya, bisa berubah-rubah cioraknya.
Hidup kita hendaknya benar di hadapan Allah, bukan hidup munafik, mengenakan berbagai jubah 'Babilon'. Bagaimana tindakan / sikap kita terhadap pembantu rumah tangga kita? Apa kita sudah mengenal artinya kasih Kristus itu? Bagaimana hati kita terhadap teman-teman seiman kita? Majikan-majikan bagaimana dengan karyawan? Hamba-hamba Tuhan bagaimana hidupmu sebenarnya? Suami-suami/isteri-isteri, jubah apa yang kau kenakan?
Saat ini marilah kita berani tanggalkan semua jubah 'Babilon' kita dan kenakan 'jubah kebenaran'. Bapa di surga mencari orang yang sederhana, tapi yang menyembah Dia dalam Roh dan Kebenaran.
Perbuatan-perbuatan yang baik selalu diikuti oleh kebahagiaan yang kekal

Sumber : Air Hidup

07 April 2010

Dimanakah Jangkarmu ?

"PadaMu, ya Tuhan, aku berlindung..."
(Mazmur 71 : 1a)

Seorang jurumudi yang masih muda sedang panik, kapalnya diserang taufan yang dasyat. Untuk mempertahankan kapalnya, ia bermaksud memasang jangkar memilih tempat yang cocok. Segera jangkar ditempatkan di kapalnya sendiri; ditaruhnya di haluan kapal, tetapi angin tetap mengombang-ambingkan kapal. Tetap sama tak ada hasilnya, bahkan kapal makin terombang ambing karena badai bertambah keras.

Jangkar itu tak dapat berfungsi sendiri, kecuali bila jangkar itu dijatuhkan di kedalaman laut, barulah alat ini dapat berhasil melawan badai.

Demikian juga bila seseorang mendasarkan kekuatan dan keyakinannya pada diri sendiri, ia takakan pernah mengalami keteduhan dan keselamatan. Tindakan semacam ini sia-sia, seperti tindakan nahkoda tadi. Pasanglah jangkar imanmu ke dasar yang dalam dari kuasa dan kasih Allah. Tanamkan percayamu pada Dia Yang Maha Kuasa, maka hatimu akan menemukan keteduhan, damai sejahtera walaupun kau diombang-ambingkan badai percobaan.

Bila harapanmu untuk melawan badai kehidupan ini kaulandaskan atas kesanggupan dan kekuatanmu sendiri, maka keyakinanmu itu secara tragis salah penempatannya. Raja Daud mengetahui cara yang tepat dan benar. Dia berkata, "Sesungguhnya gelora-gelora maut telah mengelilingi aku, banjir-banjir jahanam telah menimpa aku,... dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan,... Dan Ia mendengar suaraku..." (2 Samuel 22 : 5, 7). Ia menaruh kepercayaannya pada Allah; dia berlindung pada Tuhan!

Orang yang hidup dengan iman dan berlindung pada Allah akan sejahtera!

Sumber : Air Hidup


01 April 2010

Buatlah lebih dahulu Bagiku!

"...sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung ... dan sedikit minyak... "
(I Raja-raja 17 : 12a)

Pada saat kekeringan, Elia pergi ke Sarfat. Dia bertemu seorang janda dan berkata kepadanya, "Cobalah ambil bagiku sedikit air..., ambil juga bagiku sepotong roti." (I Raja-raja 17 : 10c, 11). Jawab perempuan itu, "...sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli." Lanjutnya: "...kemudian aku mau...mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati." Tetapi kata Nabi Allah itu, "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu." Sebab Firman Tuhan mengatakan: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu Tuhan memberi hujan ke atas muka bumi." (I Raja-raja 17 : 12 - 14).
Apakah Anda mengalami keadaan seperti perempuan janda ini? Jangan takut, kata Tuhan, "Buatlah dahulu bagiku...!" Sebelum Tuhan memberkati kita, terlebih dahulu kita memperhatikan Tuhan, persembahkan lebih dahulu kepada Tuhan. Mengapa Elia minta roti bundar? Bundar berarti seutuhnya. Serahkan hatimu seutuhnya kepada Yesus, tidak berbagi pada ilah-ilah lain. Dia sanggup memberkatimu, mengubah keadaan hidupmu; Dia ajaib! Dia berkata,"...barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." (Yohanes 4 : 14)
Dahulukan Tuhan, maka Tuhan juga akan memperhatikan engkau!

Sumber : Air Hidup

.:: Copyright ::.


This Blog is a registered trademark of DJEVEE Group All rights reserved.
Copyright © October 2009
Powered by Djevee