03 Agustus 2010

Persangkaan-persangkaan yang salah

"... mereka menyangka bahwa ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya,..."
(Lukas 2 : 44)

Maria dan Yusuf kehilangan Anak Allah - Yesus Kristus - pada akhir Hari Raya Paskah Besar. Di sepanjang perjalanan pulang, mereka menyangka Yesus berada di antara mereka. Maria menyangka Dia berjalan bersama Yusuf dan Yusuf berpikir Dia pasti bersama ibuNya. Tetapi, waktu mereka mengetahui bahwa Yesus 'hilang', mereka panik; lalu mereka berdua kembali ke Yerusalem. Ditemukanlah Yesus di Bait Allah.
Banyak orang Kristen hari ini terlalu sibuk dengan segala macam kegiatan, sehingga mereka menyangka Yesus masih berada di antara mereka. Bila hidupmu terasa kering dan hatimu terasa hampa, sadarlah bahwa kau telah kehilangan Dia; perbaiki kembali hubungan dengan Dia - seperti Maria dan Yusuf - kembali ke tempat di mana engkau kehilangan Dia.
Seorang hamba Tuhan yang terkenal berkata, "Orang Kristen yang terlalu sibuk dengan segala macam pekerjaan, menyangka Dia masih bersama mereka; tetapi sesungguhnya Dia sudah tidak ada. "Ada sesuatu hal yang membuat Roh Kudus tak mungkin lagi bersekutu dengan kita di dalam kesibukan kita. Dalam aktivitasmu dan hari-harimu yang penuh dengan kesibukan, kau telah berjalan jauh pada jalanmu sendiri. Tatkala kau mengalami krisis dan pencobaan, hatimu jadi tawar dan dingi, sebab 'kehangatan' persekutuan dengan Dia sudah tiada. Roh Kudus hanya dapat tinggal di dalam hati yang tenang. Kau harus mengadakan waktu yang khusus untuk tinggal diam dalam hadiratNya, tinggalkan sejenak segala kesibukanmu, carilah kehadiranNya.

Roh Kudus hanya dapat tinggal di hati yang tenang!

Sumber : Air Hidup

Si Pembual

"Bangunlah, keluarlah dari tempat ini, sebab Tuhan akan memusnahkan kota ini."
(Kejadian 19 : 14)

Waktu Allah hendak membinasakan Sodom yang penuh dengan kejahatan. Dia mengutus kedua malaikatNya untuk memperingatkan Lot agar meninggalkan Sodom sebelum api dan belerang turun atas penduduk yang jahat itu. Lot meminta kedua calon menantunya menyingkir dari kota itu sebelum terkena hukuman. Tetapi, mereka tidak mau menghiraukan. Mereka cinta dan senang tinggal di kota itu, bahkan sebaliknya mereka mengatai Lot sebagai Pembual yang berolok-olok. Mereka menutup telinga terhadap peringatan-peringatan Lot.
Keadaan zaman tidak berubah, demikian pun hari ini. Jika seorang pengkotbah memperingatkan orang mengenai dosanya agar mereka mau meninggalkan hidup lama, maka acapkali pengkotbah itu ditertawakan, bahkan diejek, disebut pembual, tukang jual jamu, tukang loak dan sebagainya. Memang setiap orang yang mencoba memulihkan suatu kebenaran pasti akan dicemooh dan dimusuhi.
Nuh juga disebut si pembual dan pembuat sensasi, mungkin juga dianggap sudah gila, tak ada hujan tak ada angin membuat kapal sebesar itu. Nabi-nabi yang menubuatkan kehancuran Yerusalem pun dituduh membual.
Dengan resiko yang sama, hari ini kami pun bertanya pada Saudara : "Apakah kau masih tinggal di 'Sodom' yang penuh kejahatan dan dosa serta mengabaikan seruan Tuhan untuk secepatnya 'lari dari penghukuman yang akan datang?' "Larilah, selamatkanlah nyawamu;..." (Kejadian 19 : 17). Bertobatlah segera! Mungkin ini peringatan yang terakhir bagimu, siapa tahu hari esok sudah bakal tak kau lihat lagi! 'Jam Kehidupan' tak seorang pun yang tahu 'kapan berhenti berputar'

Jangan terlambat sampai esok pagi: mungkin matahari esok tak akan pernah bersinar lagi bagimu!

Sumber : Air Hidup

02 Agustus 2010

Hak Istimewa Seorang IBU

"Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku."
(Mazmur 139 : 13)

Seorang Professor dalam bidang Kedokteran pernah mengajukan sebuah situasi medis yang juga menyangkut masalah etika kepada mahasiswa-mahasiswanya : "Sebuah keluarga memiliki riwayat sebagai berikut. Si Ibu menderita TBC. Mereka telah dikaruniai empat orang anak. Anak yang pertama buta. Yang kedua meninggal. Yang ketiga tuli. Yang keempat menderita TBC. Sekarang si ibu sedang mengandung anak yang ke lima. Kedua orang tuanya mendatangi kalian untuk meminta saran. Mereka bersedia melakukan aborsi, Jika memang itu keputusan kalian. Bagaimana pendapat kalian?"
Para Mahasiswa mengemukakan berbagai macam pendapat, dan kemudian sang professor meminta mereka untuk membentuk kelompok-kelompok kecil untuk "berkonsultasi". Semua kelompok melaporkan bahwa mereka menyarankan aborsi. "Selamat," kata Sang Professor. Karena kalian baru saja mencontoh kehidupan Beethoven." Bayangkan kalau kekeliruan keputusan yang kita ambil ini terjadi, tidak akan pernah terlahir seorang Beethoven di dunia ini dan mungkin Beethoven 2 yang lain.
Seorang wanita turut ambil bagian dalam proses penciptaan tubuh seorang anak, dan ketika anak itu bertumbuh, ia memelihara emosi dan pikiran si anak. Namun demikian, hanya Tuhanlah yang dapat menciptakan jiwa seorang anak. Jiwa harus memiliki tubuh. Tubuh harus memiliki jiwa. Allah dan juga si ibu adalah mitra dalam proses penciptaan seorang bayi sejak saat pembuahan.
Setiap ibu memiliki hak istimewa bersama-sama Allah dalam menciptakan kehidupan baru. Ia membantu menciptakan sebuah jiwa yang akan tetap abadi. Dan tidak ada hak yang lebih istimewa selain hak untuk bisa terlibat dalam penciptaan seorang manusia. Hal itu memerlukan iman yang sangat besar untuk bisa mewujudkannya.

Sasaran Pandangan yang Tepat

"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan"
(Amsal 4 : 23)

Kesuksesan atau kegagalan dalam kehidupan kita tergantung dari sikap hati kita sendiri. Kata Alkitab: dari hatilah terpancar kehidupan. Pikiran-pikiran yang negatif dan kebimbangan membawa ketakutan dan frustasi. Supaya kita dapat mengalami secara pribadi anugerah Allah, kita harus menutup semua pintu pancaindera kita saat pencoban menyerang.
Petrus memandang kepada Yesus dan berdiri di atas FirmanNya, maka dia dapat berjalan di atas air. Tetapi, segera setelah dia mengijinkan pikiran yang negatif bekerja, maka ketakutan dan kebimbangan mulai menyerang hatinya. lalu dia jatuh dan mulai tenggelam, tak sanggup lagi berjalan di atas air.
Pada saat ombak bergelora menyerang kehidupan kita, bila kita berpikiran negatif, kita akan jatuh dalam kesulitan dan tak dapat bangun lagi. Jika kita tak waspada menjaga hati kita, maka kekalahan siap menghancurkan kita.
Waktu Nuh dan keluarganya berada di dalam bahtera dan melihat keadaan di luar bahtera, di mana keadaan dunia sekitarnya penuh dengan air bah yang mengerikan, maka pastilah hati mereka dicengkram oleh ketakutan yang luar biasa, sehingga tak mungkin mereka dapat keluar dari bahtera secara hidup. Bayangkan mereka hidup dalam bahtera itu lebih dari setahun lamanya sampai air bah surut.
Saat ini Yesus sedang menunggu engkau. Mengapa tak kau pusatkan imanmu padaNya? Hampiri Dia, pegang janji firmanNya, pasti kau akan menang dan berkat anugerahNya mengalir dalam hidupmu senantiasa!

Kebimbangan dan ketakutan akan menenggelamkan kita!

Sumber : Air Hidup
.:: Copyright ::.


This Blog is a registered trademark of DJEVEE Group All rights reserved.
Copyright © October 2009
Powered by Djevee