30 Juli 2010

Dasar Kepercayaan

"Kamu juga, ...telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita."
(Kolose 2 : 13)

Banyak Orang Kristen menceritakan bagaimana cinta mereka pada Kristus, tapi mereka kurang percaya dan kurang sukacita dalam hidup. Kalau mereka tertimpa suatu penyakit yang cukup parah, mereka sangat ketakutan dan takut mati. Mereka tak segan-segan mengeluarkan banyak uang untuk dipersembahkan ke gereja dengan suatu harapan. "Aku melakukan ini demi keselamatanku!" Mungkinkah ini?
Saudara, ini suatu perbuatan dan pengharapan yang keliru dan sia-sia, tak berdasarkan Alkitab sama sekali. Mereka lupa bahwa keselamatan tak dapat dibeli dengan uang atau dengan perbuatan baik kita!
Kata Alkitab: "...sekiranya ada kebenaran oleh hukum taurat, maka sia-sialah kematian Kristus." (Galatia 2 : 21)
Segala perbuatan baik manusia sia-sia, kecuali oleh penebusan Kristus di kayu salib itu. Keselamatan dapat diperoleh jika sepenuhnya mempercayai Kristus Yesus dan penebusanNya di kayu salib, bukan berdasarkan pada perasaan atau logika kita.
Dalam Kolose 2 : 8 - 17 Paulus mengatakan kepada orang-orang percaya, bahwa walaupun dahulu mati oleh pelanggaran mereka, mereka telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, dan telah mengampuni segala pelanggaran mereka.
Apakah kau bersandar sepenuhnya pada pekerjaan penebusan Kristus yang telah selesai digenapiNya? Itulah dasar satu-satunya untuk percaya bahwa kau telah diselamatkan, tak peduli apa pun perbuatanmu pada waktu yang lampau. Atau masihkah kau bersandar pada kebaikan perbuatan dirimu sendiri?

Umat Kristen diselamatkan oleh penebusan Yesus Kristus, bukan oleh kebaikan dan kebenaran sendiri!

Sumber : Air Hidup

29 Juli 2010

Mengapa dibiarkan ada "DOSA" ?

"... di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah,"
(Roma 5 : 20)

Sering orang bertanya, "Kalau memang Tuhan itu Maha Kuasa dan ada, mengapa semuanya ini terjadi? Mengapa Tuhan tidak mencegah sebelumnya, supaya orang tidak berbuat dosa? Tidakkah Dia mengetahui perkara yang bakal terjadi?" Tentu saja! Dia dapat membuat kita tahan/kebal terhadap dosa. Dia sanggup mencegah agar kita tak mengalami petaka. Tapi mengapa Allah tidak melakukan hal itu? Hari ini Alkitab menjawab: "...di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah,"
Timbul pengertian kita: "Agaknya Tuhan memperkenankan kita mengalami berbagai kesulitan agar kita dapat mengalami anugerahNya yang tak terbatas itu, dan mengetahui bagaimana rasanya pertolongan Tuhan itu"
Seorang pembesar yang terkenal berkata, "Jika Anda pernah berada di dalam lembah gelap yang terdalam, barulah Anda dapat merasakan betapa indahnya berada di puncak gunung yang tertinggi!" Ungkapan ini mengingatkan saya akan kebenaran rohani yang lebih dalam. Tak seorang pun benar-benar dapat mengalami kasih Allah yang tak terbatas, kecuali bila ia pertama kali telah mengalami bagaimana dahsyat dan ngerinya dosa itu. Ini tidak berarti kita harus berbuat dosa terlebih dulu barulah kita dapat menerima kasih Ilahi sepenuhnya dalam hidup kita. Dan juga janganlah berkesimpulan bahwa Tuhanlah pencipta semua kejahatan dan malapetaka itu.
Setelah pengalaman kita akan berbagi dosa yang mengakibatkan semua kesulitan terjadi, lalu kita memperoleh Rahmat PertolonganNya, barulah kita mengerti akan "kasih karunia Allah menjadi berlimpah" dan mengerti pula betapa menjijikan dosa itu.

Kegelapan dosa sirna karena lampu anugerah Allah bersinar lebih terang!

Sumber : Air Hidup

27 Juli 2010

Kepuasan

"Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar"
(I Timotius 6 : 6)

Rasul Paulus walaupun berada di penjara saat itu, menemukan kepuasan di dalam Tuhan. Tak peduli bagaimana keadaannya, damai sejahtera di dalam hatinya dan keyakinan tentang adanya Tuhan tak terguncangkan. Ia mengetahui akan kebenaran Firman Allah di dalam pengalaman pribadinya, yang kemudian ditulisnya kepada Timotius: "Ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar." Kepuasan jiwa hanya diperoleh di dalam Tuhan Yesus saja.
Banyak orang berpikir mereka akan puas bila mereka memiliki harta benda di dunia, banyak uang. Seorang pengusaha Kristen yang kaya kebetulan mendengar keluhan seorang karyawan: "Jika saja aku mempunyai uang 1 juta, niscaya aku cukup." Pengusaha ini tahu benar bahwa uang tak dapat memberikan kepuasan jiwanya, lalu ia berkata kepada karyawan itu, "Aku akan mengabulkan keinginanmu." Tak jauh ia melangkah, ia mendengar karyawan itu menggerutu, katanya, "Ah, mengapa aku tadi tidak mengatakan Rp. 2 juta saja?" Pengusaha itu tersenyum, karena ternyata jelas manusia tak akan puas dengan apa yang diperolehnya.
Banyak orang berkebudayaan dan berpendidikan tinggi, kaya, tapi mereka jauh dari kepuasan. Dunia tak bisa memberikan kebahagiaan sejati; kepuasan jiwani hanya diperoleh dalam Tuhan Yesus Kristus saja, maka berikan padaNya tempat yang utama di dalam hidupmu. Yesus berkata, "...mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan." (I Timotius 6 : 9)

Hanya Yesuslah yang memberi segala kebahagiaan dan kepuasan.

Sumber : Air Hidup
.:: Copyright ::.


This Blog is a registered trademark of DJEVEE Group All rights reserved.
Copyright © October 2009
Powered by Djevee