Seorang jurumudi yang masih muda sedang panik, kapalnya diserang taufan yang dasyat. Untuk mempertahankan kapalnya, ia bermaksud memasang jangkar memilih tempat yang cocok. Segera jangkar ditempatkan di kapalnya sendiri; ditaruhnya di haluan kapal, tetapi angin tetap mengombang-ambingkan kapal. Tetap sama tak ada hasilnya, bahkan kapal makin terombang ambing karena badai bertambah keras.
Jangkar itu tak dapat berfungsi sendiri, kecuali bila jangkar itu dijatuhkan di kedalaman laut, barulah alat ini dapat berhasil melawan badai.
Demikian juga bila seseorang mendasarkan kekuatan dan keyakinannya pada diri sendiri, ia takakan pernah mengalami keteduhan dan keselamatan. Tindakan semacam ini sia-sia, seperti tindakan nahkoda tadi. Pasanglah jangkar imanmu ke dasar yang dalam dari kuasa dan kasih Allah. Tanamkan percayamu pada Dia Yang Maha Kuasa, maka hatimu akan menemukan keteduhan, damai sejahtera walaupun kau diombang-ambingkan badai percobaan.
Bila harapanmu untuk melawan badai kehidupan ini kaulandaskan atas kesanggupan dan kekuatanmu sendiri, maka keyakinanmu itu secara tragis salah penempatannya. Raja Daud mengetahui cara yang tepat dan benar. Dia berkata, "Sesungguhnya gelora-gelora maut telah mengelilingi aku, banjir-banjir jahanam telah menimpa aku,... dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan,... Dan Ia mendengar suaraku..." (2 Samuel 22 : 5, 7). Ia menaruh kepercayaannya pada Allah; dia berlindung pada Tuhan!
Orang yang hidup dengan iman dan berlindung pada Allah akan sejahtera!
Sumber : Air Hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar