08 April 2010

Kepura-puraan

"aku melihat di antara barang-barang jarahan itu jubah yang indah, buatan sinear (Babilon), ... aku mngingininya, maka kuambil; ..."
(Yosua 7 : 21)

Babilon melambangkan kepura-puraan untuk memperoleh pujian dari orang lain. Waktu Akhan ambil jubah Babilon itu, kemungkinan hanyalah ingin memperindah dirinya sendiri dengan tujuan dipuji orang. Kita dapatkan dosa yang sama dalam Kisah 5 : 1 - 11: Ananias dan Safira mendukakan Roh Kudus dengan cara berdusta, menahan sebagian dari hasil penjualan tanahnya. Ibadah mereka kepada Allah hanya setengah-setengah saja, tetapi mereka ingin dilihat orang lain sebagai orang yang mencintai Allah dengan segenap hati.
Sangat berbahaya bagi anak Tuhan - yang berpura-pura rohani - menggunakan jubah rohani di dalam gereja, tapi di rumah lain lagi. Jubah yang dikenakan tidak sesuai dengan kehidupan aslinya, bisa berubah-rubah cioraknya.
Hidup kita hendaknya benar di hadapan Allah, bukan hidup munafik, mengenakan berbagai jubah 'Babilon'. Bagaimana tindakan / sikap kita terhadap pembantu rumah tangga kita? Apa kita sudah mengenal artinya kasih Kristus itu? Bagaimana hati kita terhadap teman-teman seiman kita? Majikan-majikan bagaimana dengan karyawan? Hamba-hamba Tuhan bagaimana hidupmu sebenarnya? Suami-suami/isteri-isteri, jubah apa yang kau kenakan?
Saat ini marilah kita berani tanggalkan semua jubah 'Babilon' kita dan kenakan 'jubah kebenaran'. Bapa di surga mencari orang yang sederhana, tapi yang menyembah Dia dalam Roh dan Kebenaran.
Perbuatan-perbuatan yang baik selalu diikuti oleh kebahagiaan yang kekal

Sumber : Air Hidup

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.:: Copyright ::.


This Blog is a registered trademark of DJEVEE Group All rights reserved.
Copyright © October 2009
Powered by Djevee