"Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapanMu."
(Mazmur 119:71)
Pemazmur ini mengakui bahwa sebelum ia tertindas, dia menyimpang dari ketetapan-ketetapan Allah. Tetapi setelah dia menderita dan mengalami kesulitan-kesulitan barulah dia belajar mencari petunjuk-petunjuk Allah.
Ada seorang gembala domba yang mencambuki dombanya hingga kakinya patah. Hanya jalan itulah yang terbaik bagi domba yang nakal itu agar tidak berkeliaran lagi di tempat-tempat berbahaya. Domba-domba yang telah diajar sedemikian ini akan taat padanya seteah mendapat perawatan dan pemulihan kembali akan kesehatannya. Domba itu tak berani lagi pergi sekehendak hatinya.
Kita domba-domba Allah cenderung untuk menyimpang dari jalan Allah, senang mencari jalan sendiri menelurusi lorong-lorong gelap. Kita tersesat, Gembala yang baik - Yesus Kristus - membawa kita kembali pulang ke kandang. Berulang kali kita berbuat yang sama, digendongNya kita dibawa pulang, tapi kita tak mau menyerah dan tak mengerti kasihNya, kita memberontak meronta melepaskan diri dari gendongan. Kita terlepas, lari sendiri lagi, kembali tersesat; akhirnya terjerumus ke dalam lembah penderitaan yang dalam. Karena sakit dan penderitaan, teringat kita akan kehangatan kasihNya. Kita datang padaNya, dengan kasih ditolongNya kita, dibalutNya segala luka kita. Dari pengalaman yang pahit ini, kita belajar taat pada ketetapan-ketetapanNya dan selalu dengar akan suaraNya yang manis yang memanggil bila kita akan tersesat!
Tuhan memperkenankan penderitaan atas kita bukan untuk menjerumuskan, tapi untuk memperbaiki!
Sumber : Air Hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar