"Pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya"
(Amsal 31 : 26b)
Untuk mempersatukan dua manusia sebagai suami isteri, Allah telah mengatur bahwa haruslah ada ketaatan dan kasih dalam rumah tangga mereka. Dia tak meminta suami atau isteri mencari kesalahan masing-masing. Dia tak menetapkan suami-suami untuk menjadi instruktur isteri-isteri, atau isteri-isteri untuk menjadi guru suami mereka. Seorang suami tak perlu mengubah isterinya, demikian halnya juga dengan isteri. Bagaimana pun sifat dan keadaan pasangan hidupmu, hendaklah kau mengharap hidup dengannya selamanya. Mereka masing-masing harus belajar menutup mata akan kekurangan masing-masing. Mereka harus belajar mencintai, bukan mencoba mencari kesalahan masing-masing.
Sebagai orang kristen kita harus belajar menyangkal diri. Menyangkal diri berarti melengkapi seorang terhadap yang lain. Keluarga butuh disiplin, berarti harus belajar mau menyisihkan pendapatnya sendiri dalam memberikan pertimbangan pasangan hidupnya. Pengajaran yang lemah lembut harus ada di lidah para isteri, baik terhadap anak-anaknya, maupun terhadao suami atau sesamanya.
Demikian pula sebagai mempelai Kristus, harus taat dan hidup setia kepada mempelai laki-laki, yaitu Yesus Kristus, tanpa mempedulikan keadaan dan situasi kita. Kita harus mempersembahkan kehidupan kita seutuhnya kepada Kristus, dan tidak hidup separuh buat ilah-ilah lain. Kata Tuhan, "Berpeganglah pada perintahKu, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti biji matamu" (Amsal 7 : 2)
Isteri yang cakap lebih berharga dari pada permata
Sumber : Air Hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar